Jelang Kongres XXII, GMNI Sumut Gembleng Kaderisasi Tingkat Menengah
Medan – Menyongsong Kongres XXII, Dewan Pengurus Daerah (DPD) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sumatera Utara menggelar Kaderisasi Tingkat Menengah (KTM) sebagai langkah strategis mencetak kader militan.
Bertempat di Balai Latihan dan Pengembangan Pertanian (BLPP) Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Kota Medan, kegiatan ini berlangsung pada 14-18 Maret 2025 dengan mengusung tema “Membentuk Kader Berlandaskan Ideologi Marhaenisme Melawan Penjajahan Gaya Baru.”
Sebagai organisasi perjuangan, GMNI menegaskan bahwa kaderisasi bukan sekadar formalitas, melainkan jantung organisasi dalam mempertajam kesadaran ideologis kader.
KTM merupakan tahapan kaderisasi lanjutan yang wajib ditempuh kader setelah lolos Kaderisasi Tingkat Dasar (KTD), sekaligus menjadi benteng terakhir dalam membentuk militansi kader menghadapi ancaman neoliberalisme dan kapitalisme global.
Acara ini dibuka langsung oleh Ketua DPP GMNI Bidang Pendidikan dan Kebudayaan, Syam Firdaus Jafba, serta dihadiri perwakilan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, para alumni GMNI, perwakilan Dewan Pengurus Cabang (DPC) se-Sumatera Utara, dan sejumlah narasumber yang berkompeten.
Sekretaris Panitia, Garson Siregar, melaporkan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 35 kader, tidak hanya dari Sumatera Utara, tetapi juga dari Aceh dan Bengkulu, menandakan bahwa GMNI tetap menjadi poros gerakan mahasiswa nasionalis lintas daerah.
Ketua DPD GMNI Sumatera Utara, Paulus PG, menegaskan bahwa kaderisasi adalah ujian ideologis untuk memastikan bahwa kader GMNI tidak hanya sekadar aktivis, tetapi juga pejuang sejati dalam mewujudkan sosialisme Indonesia.
“KTM ini bukan sekadar ajang pelatihan, tetapi medan tempur ideologi. Di sini, kader GMNI diuji untuk menjadi militan, progresif, dan revolusioner dalam melawan segala bentuk penjajahan baru yang menggerus kedaulatan rakyat,” tegas Paulus dengan penuh semangat.
Senada dengan itu, Syam Firdaus Jafba dalam arahannya menekankan bahwa GMNI tidak boleh kehilangan roh perjuangannya.
“Kaderisasi bukan sekadar rutinitas, ini adalah benteng pertahanan organisasi. Jika GMNI lemah dalam kaderisasi, maka kita telah kalah sebelum berjuang.
KTM ini harus melahirkan kader yang mampu membaca zaman dan bertindak untuk rakyat,” tandasnya.
Melalui KTM ini, GMNI Sumut menegaskan komitmennya untuk melahirkan kader-kader yang tidak hanya kritis, tetapi juga berani melawan segala bentuk penjajahan gaya baru yang mengancam kedaulatan bangsa.(MS)