Rapat Koordinasi dan Evaluasi Pelaksanaan Deteksi Dini, Preventif, dan Respon Penyakit, Wabup Barru Sampaikan Ini
Barru – Wakil Bupati (Wabup) Barru, Abustan A. Bintang, menegaskan pentingnya penguatan deteksi dini, pencegahan, dan respon penyakit melalui kerja yang sistematis, kolaboratif, dan berkelanjutan. Penegasan itu disampaikan saat membuka Rapat Koordinasi dan Evaluasi Pelaksanaan Deteksi Dini, Preventif, dan Respon Penyakit tingkat Kabupaten Barru di D’Shining Hotel, Takkalasi, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, Senin (15/12/2025).
Dalam forum tersebut, Wakil Bupati menilai sektor kesehatan dan pendidikan merupakan dua pilar utama kesejahteraan masyarakat.
“Kalau berbicara kesejahteraan, hanya ada dua variabel utamanya, yaitu pendidikan dan kesehatan. Dua hal ini tidak bisa dipisahkan,” ujarnya.
Ia mengingatkan, tantangan kesehatan masyarakat ke depan semakin kompleks, mulai dari rendahnya kedisiplinan, meningkatnya konsumsi makanan siap saji, hingga menurunnya kepedulian terhadap lingkungan.
“Saat ini masih banyak masyarakat yang enggan diatur, cenderung memilih makanan siap saji, serta kurang menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan.”
Menurutnya, kondisi tersebut berkontribusi pada meningkatnya penyakit tidak menular seperti diabetes dan hipertensi yang justru terus bertambah meski anggaran kesehatan setiap tahun meningkat.
Evaluasi Dana BOK dan Dana Desa
Abustan secara khusus menyoroti efektivitas penggunaan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan Dana Desa. Ia menilai selama ini pertanggungjawaban program masih berhenti pada tahap administrasi, belum menyentuh dampak nyata bagi masyarakat.
“Dipertanggungjawabkan itu baru sampai output dan outcome. Yang harus kita kejar adalah impact dan benefit. Apakah setelah program berjalan jumlah orang sakit berkurang?” tegasnya.
Ia mencontohkan, peningkatan anggaran seharusnya berbanding lurus dengan penurunan angka penyakit. Jika tidak, menurutnya, ada masalah serius dalam perencanaan dan pelaksanaan program di lapangan.
Abustan juga menyoroti penanganan stunting di desa yang dinilai belum optimal meski alokasi anggaran sudah ditetapkan minimal 10 persen dari Dana Desa.
“Kalau anggarannya ada, tapi stunting justru naik, berarti ada yang tidak beres dalam pelaksanaannya,” katanya.
Ambil Alih Pengawasan Teknis Lapangan
Mulai Januari 2026, Wakil Bupati menyatakan akan turun langsung mengawal pelaksanaan teknis kesehatan di lapangan. Ia berencana berkeliling ke puskesmas dan desa untuk memastikan seluruh program berjalan sinkron.
“Semua perangkat sudah ada. Yang jadi persoalan adalah sinkronisasi, kolaborasi, dan kontinuitas,” ujarnya.
Ia menilai selama ini banyak kegiatan berjalan parsial dan reaktif, sehingga satu program berjalan, sementara program lain terabaikan.
Dorong Inovasi dan Replikasi Program Kesehatan
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Bupati juga memberikan apresiasi kepada inovasi layanan kesehatan yang masuk lima besar dan akan menerima penghargaan. Ia menekankan pentingnya replikasi dan modifikasi inovasi agar tidak berhenti di satu lokasi saja.
“Jangan biarkan inovasi berdiri sendiri. Replikasi, tiru, dan modifikasi agar manfaatnya dirasakan lebih luas,” ujarnya.
Ajak Perangkat Daerah Turun ke Lapangan
Menutup sambutannya, Abustan meminta seluruh tenaga kesehatan dan pemangku kepentingan untuk tidak hanya bekerja dari balik meja.
“Buka kotak pandora di lapangan. Jangan terlalu lama di kantor. Banyak persoalan nyata yang hanya bisa diselesaikan kalau kita hadir langsung di tengah masyarakat,” katanya.
Ia juga mengajak seluruh peserta untuk menguatkan kolaborasi lintas sektor dan menjaga optimisme dalam membangun sistem kesehatan yang lebih responsif dan berkeadilan di Kabupaten Barru.
Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barru, Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Barru, Kepala Subbag Program Dinas Kesehatan Kabupaten Barru atau yang mewakili, perwakilan Bidang Pelayanan Kesehatan, Kepala UPT Puskesmas se-Kabupaten Barru, serta para Kepala Tata Usaha UPT Puskesmas se-Kabupaten Barru.(humas)


