Prospek Menjanjikan, Rafiq Raup Untung dari Bisnis Ayam Petelur

0

KOTAMOBAGU– Bisnis ayam Petelur rupanya masih menjadi usaha yang cukup menguntungkan. Di Kotamobagu, banyak warga yang melirik usaha ini sebagai sumber untuk mendatangkan pendapatan dan peningkatan ekonomi keluarga maupun masyarakat.

Seperti yang dilakukan Rafiq Endro Mokodompit (31), Warga Desa Poyowa Besar II, Kecamatan Kotamobagu Selatan. Menurutnya, prospek ternak ayam peterlur sangat menjanjikan, sebab sudah menjadi bagian dari kebutuhan pokok masyarakat.

“Usaha telur ayam ini sudah 25 tahun berdiri, dari orang tua saya kemudian saya yang teruskan. Prospeknya cukup bagus, belum lagi langganannya sudah ada sejak lama, jadi tak perlu repot memasarkannya meski baru dalam skala kotamobagu,” ujar Endro, belum lama ini.

Menurutnya, produksi telur yang dihasilkannya per hari bisa mencapai 42 bak yang terdiri dari 30 butir per baknya. “Jumlah ayam ada 1.700 ekor, sehari itu bisa dua kali berproduksi dengan jumlah 42 bak per hari. Harganya relatif yaitu 42 Ribu per bak, sehingga bisa mencapai 1.600 ribu pee hari,” bebernya

Meski begitu, modal yang Keluarganya keluarkan dalam merintis usaha tersebut tidaklah sedikit. Mulai dari pembuatan tempat, pembelian ayam sampai perawatannya memakan anggaran sebesar 100 juta rupiah.

“Kebutuhan makanan dan juga tepat ternak ayam ini memang membutuhkan biaya yang cukup besar. Namun, jika penghasilannya bagus, bisa- bisa tertutup dengan hasil penjualannya,” jelasnya

Bahkan, usaha ini sudah pernah digadang-gadang akan didorong melalui BUMDes.

Terpisah, Sangadi Desa Poyowa Besar Dua Yendi Mokoagow mengatakan, bakal mendorong Usaha tersebut dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

“di Desa aini kan sudah banyak warga yang terjun ke bisnis ini. Nah, untuk lebih meningkatkan lagi produksinya, maka kita coba sentuh dengan dana desa, mungkin dari segi infrastruktur jalannya aksesnya maupun kebutuhan lainnya, itu pasti kita akan bantu, guna memberdayakan masyarakat disini,” tambah Yendi

. . Meski sehari mengonsumsi makanan 2 kali sehari.
“Sehari itu telur sebanyak 42 bak. Atau 30 biji. Walaupun ayam-ayam ini makannya 2 kali sehari, makanannya ada jagung, konsentrat, dan konga,” bebernya.

menjadi mata pencaharian wakga

///usul judul

FOTO: Claudia Rondonuwu/MP
Cap:

KOTAMOBAGU – Salah satu sentra produksi ayam petelur di Kotamobagu cukup naik done. Betapa tidak, Rafiq Endro Mokodompit (31) pedagang telur ayam sudah 25 tahun mengaku, modal 100 juta bisa dapat 1700 ekor ayam petelur.
“Sebenarnya usaha ini sudah turun temurun, saya yang sekarang mengelolah ayam petelur sekarang. Modal yang saya keluarkan 100 juta sudah termasuk kandangnya,” ungkap Endro, Rabu (18/7) kemarin.

Dirinya mengungkapkan, terkadang ternak ayam sakit, bertelurnya pun tidak maksimal.
“Ya, tergantung ayam, kalau dia sakit pasti telurnya kurang, kalau sehat telur lumayan banyak. Makanya hasil produksi tak selamanya maksimal,” ungkap Petenakan Ayam asal Poyowa besar dua tersebut.

Lanjutnya, produksi telur yang dihasilkannya per hari bisa capai 42 bak atau 30 biji. Meski sehari mengonsumsi makanan 2 kali sehari.
“Sehari itu telur sebanyak 42 bak. Atau 30 biji. Walaupun ayam-ayam ini makannya 2 kali sehari, makanannya ada jagung, konsentrat, dan konga,” bebernya.

Sementara untuk langganan katanya untuk sementara masih di dalam Kotamobagu.
“Sudah ada langganan masing-masing, untuk sementara masih dalam kota. Dan sekarang saya mempekerja 1 orang yang digaji perbulan Rp 1 juta rupiah,” ungkapnya.

Namun, dirinya tak mengelak, kadang ditemukan resiko dalam merawat dan peroduksi hasil ayam petelur tersebut.
“Dari modal 100 juta itu harus terima resiko. Karena dimanapun kita berdagang atau berusaha kendalanya di bahan pokok, ayam sendiri kena penyakit, dan adapun cuaca,” pungksnya.i

Leave A Reply

Your email address will not be published.