Hebat, Ban Buatan TNI Ini Tak Bisa Bocor dan Pecah

0

Pengembangan teknologi otomotif tak hanya bisa dilakukan oleh industri, lembaga pertahanan negara seperti Tentara Nasional Indonesia (TNI) ternyata juga bisa melakukan hal ini.

Contohnya seperti dilakukan oleh TNI AD (Angkatan Darat) yang mengembangkan teknologi ban tanpa udara. Dilansir dari Detik.com, Ban yang dibuat oleh Politeknik Angkatan Darat (Poltekad) ini diklaim tidak bisa bocor dan pecah.

Perwira Teknis 2 Poltekad, Letda Arm Farid Hendro, mengatakan, pengembangan teknologi ban tanpa udara sangat dibutuhkan oleh militer, khususnya matra darat.

“Pada saat ini mobilitas atau mobilisasi prajurit, khususnya di TNI Angkatan Darat sekarang rata-rata sudah menggunakan kendaraan. Dihadapkan pada kelemahan yang dipunyai ban yang menggunakan angin, itu akan sangat mengganggu mobilitas daripada prajurit yang mengawakinya,” kata Farid, dalam tayangan video yang diunggah di kanal YouTube TNI AD, Minggu (2/8/2020).

“Sehingga kami mempunyai ide untuk membuat sebuah ban yang nantinya pada saat digunakan itu tidak bisa bocor, tidak bisa pecah, sehingga pada saat digunakan di medan pertempuran, walaupun itu kena tembakan musuh, masih tetap bisa digunakan,” sambungnya.

Teknologi ban tanpa udara dikembangkan oleh Poltekad TNI AD sejak tahun 2017. Namun saat dilakukan uji coba pertama kali pada tahun itu, hasilnya kurang memuaskan karena minimnya pengalaman dan kurangnya pengetahuan mengenai bahan dan material yang digunakan pada teknologi ini.

Selain itu, pada awal-awal masa pengembangan ban tanpa udara, tim riset TNI AD masih terganjal persoalan peralatan yang minim dan hasil yang tidak presisi karena cetakan ban dibuat secara manual. Hal itu mengakibatkan kendaraan tidak stabil dan konstruksi ban pecah.

Seiring waktu, pengembangan teknologi ban tanpa udara ini pun mulai menemui hasilnya. Kini teknologi ban tanpa udara buatan Poltekad TNI AD hasilnya lebih presisi dan sudah melewati berbagai uji coba rintangan.

“Selain bisa melewati berbagai rintangan, ban ini mampu menerima tembakan. Kami sudah melewati pengujian, kita uji di Pindad, dengan menggunakan peluru kaliber 5,56 mm. Diuji dari jarak maksimal 100 meter, setelah ban terkena tembakan, digunakan lagi masih bisa nyaman,” lanjut Farid dalam perbincangannya dengan Kolonel Arm Anang Krisna.

“Semangat mereka tidak pernah mengendur. Ide-ide mereka sangat brilian, namun kami mengakui ide mereka kadang terhambat infrastruktur yang tidak bisa men-support secara full. Tapi itu bukan kendala, ini hanya delay waktu. Harapan saya, karena ini lembaga vokasi, di mana keahlian yang menjadi output pendidikan, tentunya harus ada laboratorium. Kalau punya laboratorium sendiri dengan kelengkapan alat yang bagus, saya bisa jamin mereka bisa membuat produk alih teknologi yang inovatif dan spektakuler. Mudah-mudahan ide mereka yang walaupun masih dasar, itu menjadi inspirasi dan dikembangkan untuk kepentingan Angkatan Darat dan juga Indonesia,” bilang Komandan Poltekad, Brigjen TNI Nugraha Gumilar.

Leave A Reply

Your email address will not be published.