Labuhanbatu — Suasana penuh tawa dan keakraban mewarnai Desa S6, Aek Nabara, Kecamatan Bilah Hulu, saat warga memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia.
Perayaan tidak hanya menjadi ajang perlombaan, tetapi juga ruang kebersamaan yang menyatukan seluruh lapisan masyarakat. Minggu (17/8)
Sorak-sorai pecah ketika para bapak mengikuti lomba menggendong istri hingga garis finis. Gelak tawa tak hanya datang dari peserta, melainkan juga dari penonton yang menikmati suasana penuh kehangatan itu.
Lomba lainnya, seperti pertandingan sepak bola menggunakan sarung, tak kalah menyedot perhatian. Mantan Kepala Desa Tukimin dan Penjabat (PJ) Kepala Desa S6, Sholihin Lubis, SE, turut menjadi penjaga gawang, sementara tim PJ Sekdes berhasil menang dengan skor 2-0.
Di sela perlombaan, mantan kepala desa bersama PJ Kepala Desa juga menyerahkan hadiah kepada para pemenang.
Tak ketinggalan, ibu-ibu warga desa ikut memeriahkan dengan lomba memasukkan karet menggunakan pipet. Senyum ceria terpancar dari wajah mereka, menjadikan momen sederhana terasa begitu bermakna.
PJ Kepala Desa S6, Sholihin Lubis, SE, menyampaikan apresiasi atas kekompakan warga.
“Terima kasih kepada seluruh masyarakat Desa S6 yang telah bersatu memeriahkan HUT RI ke-80. Semangat gotong royong dan kebersamaan hari ini adalah wujud semangat kemerdekaan yang sesungguhnya,” ucapnya.
Perayaan berlanjut hingga malam hari dengan pertunjukan kesenian kuda kepang, yang menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat.
Denting gamelan dan gerak tari menghadirkan nostalgia, sekaligus kebanggaan atas budaya yang diwariskan, terlebih karena mayoritas warga Desa S6 berasal dari suku Jawa.
Ketua BPD Desa S6, Priyono, menegaskan bahwa peringatan kemerdekaan di desanya bukan hanya pesta rakyat, melainkan juga penguat persaudaraan.
“Di hari kemerdekaan ini kita semakin menyadari arti persatuan. Terima kasih kepada perangkat desa dan seluruh warga yang telah menjadikan HUT RI ke-80 di Desa S6 penuh kesan,” ujarnya.
Peringatan HUT RI ke-80 di Desa S6 menjadi bukti nyata bahwa semangat kemerdekaan tetap hidup di tengah masyarakat. Dari tawa, kebersamaan, hingga apresiasi terhadap seni budaya, semuanya berpadu dalam satu makna: merdeka di hati, merdeka dalam kebersamaan.(MS)