Bupati Maya Hasmita Safari Ramadan: Merawat Sejarah, Menjalin Kebersamaan
Labuhanbatu – Malam penuh berkah menyelimuti Masjid Sultan Adil Bidar Alamsyah di Negeri Lama, Kecamatan Bilah Hilir, saat Bupati Labuhanbatu, dr. Hj. Maya Hasmita, Sp.OG, M.KM, bersama jajaran Pemerintah Kabupaten, Forkopimda, Kakan Kemenag, FKUB, Karang Taruna, Baznas, MUI, serta berbagai organisasi masyarakat, menggelar Safari Ramadan pada Sabtu (22/3/2025).
Di bawah cahaya temaram masjid yang telah berdiri tegak sejak 1921, masyarakat berkumpul dengan penuh antusias. Masjid ini bukan sekadar tempat sujud, tetapi juga saksi bisu kejayaan Kesultanan Bilah, yang pernah mengukir peradaban di tanah Labuhanbatu.
Bupati Maya Hasmita dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur yang mendalam bisa bersujud di tempat yang penuh nilai sejarah ini.
“Masjid ini bukan hanya rumah ibadah, tetapi juga penjaga memori kejayaan Islam di Labuhanbatu. Sejarah yang terukir di setiap sudutnya adalah cerminan dari betapa kuatnya akar budaya dan agama di tanah ini.
Sebagai generasi penerus, tugas kita bukan sekadar menjaga bangunannya, tetapi juga merawat nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong yang diwariskan para leluhur,” ujar Bupati dengan suara bergetar, mencerminkan ketulusan dan tanggung jawabnya terhadap Labuhanbatu.
Safari Ramadan ini tidak hanya menjadi jembatan silaturahmi antara pemerintah dan masyarakat, tetapi juga momentum untuk mendengar langsung harapan rakyat.
Sebagai simbol keberkahan dan kesinambungan kebaikan, Bupati bersama Forkopimda menanam pohon kurma di halaman masjid.
“Semoga pohon ini tumbuh subur, memberikan keteduhan, dan menjadi pengingat bahwa setiap kebaikan yang kita tanam hari ini akan menjadi berkah bagi generasi mendatang,” tuturnya penuh harap.
Maya Hasmita, Pemimpin yang Dekat dengan Rakyat
Kepemimpinan Bupati Maya Hasmita terus menuai apresiasi dari berbagai kalangan. Sekretaris Karang Taruna Kabupaten Labuhanbatu, Ridwan, menyebut Bupati sebagai pemimpin yang bukan hanya hadir secara fisik, tetapi juga dengan hati.
“Beliau pemimpin yang sederhana, ramah, dan selalu mendengar suara rakyat. Tidak ada jarak antara beliau dan masyarakat.
Kehadirannya di masjid bersejarah ini bukan hanya menambah semangat beribadah, tetapi juga membuktikan bahwa pemimpin sejati adalah yang selalu bersama rakyatnya,” ujar Ridwan Dalimunthe dengan penuh kekaguman.
Ia juga mengajak Karang Taruna Kecamatan Bilah Hilir untuk lebih aktif dalam gotong royong dan peduli terhadap lingkungan, sebagaimana nilai-nilai yang diajarkan para leluhur.
Masjid Sultan Adil Bidar Alamsyah: Jejak Sejarah yang Harus Dihidupkan
Berdiri megah di Jalan Besar Kota Negeri Lama, Masjid Sultan Adil Bidar Alamsyah telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan Islam di Labuhanbatu.
Dibangun pada tahun 1921 oleh Sultan Adil Bidar Alamsyah, sultan terakhir Kesultanan Bilah, masjid ini menjadi simbol kejayaan peradaban Melayu-Islam.
Sentuhan arsitektur Melayu tampak jelas dari 24 jendela kayu di bagian depan dan samping, serta 12 tiang kokoh yang menopang keagungannya.
Mimbar kayunya menjadi saksi ribuan khutbah yang pernah menggema, mengajarkan tentang kebaikan, persaudaraan, dan ketakwaan.
Namun, lebih dari sekadar bangunan, masjid ini adalah ruh dari sejarah Labuhanbatu. Ia mengingatkan bahwa Islam berkembang di tanah ini bukan hanya dengan dakwah, tetapi juga dengan kebersamaan dan semangat gotong royong yang diwariskan turun-temurun.
Dengan Safari Ramadan ini, masyarakat diingatkan kembali bahwa sejarah bukan untuk dilupakan, tetapi untuk dijaga dan diwariskan.
Melalui langkah kecil seperti memakmurkan masjid dan menanam pohon, sejatinya kita sedang menanam harapan—harapan bahwa Labuhanbatu akan terus cerdas, bersinar, dan penuh berkah.(MS)